Melihat Karya Nyoman Nuarta di Pameran Virtual Road to Beijing 2021
I Nyoman Nuarta, seorang pematung Indonesia dan salah satu pelopor Gerakan Seni Rupa Baru makin dikenal beberapa waktu belakangan ini. Hal itu terjadi setelah dirinya berhasil memenangkan sayembara desain Istana Negara untuk Ibu Kota Negara Baru.
Jauh sebelum itu, Nyoman Nuarta sudah begitu di kalangan para peminat seni rupa. Dia adalah perupa di balik sejumlah mahakarya fenomenal seperti Patung Fatmawati Soekarno, Patung Garuda Wisnu Kencana, Monumen Jalesveva Jayamahe, serta Monumen Proklamasi Indonesia.
Profil dan Karya-karya Nyoman Nuarta
Dikutip dari kompas.com, Nyoman terlahir dengan nama I Nyoman Nuarta. Dia merupakan seniman patung atau pematung asal Tabanan, Bali, yang lahir pada 14 November 1951. Pria berusia 69 tahun itu telah menekuni dunia seni patung selama 45 tahun lamanya.
Sejak masa kanak-kanak, Nyoman telah banyak terlibat dalam kegiatan kesenirupaan di desanya. Saat itu, Nyoman kecil mendapatkan dukungan penuh dari guru menggambarnya, yaitu Sumbangsi Ketut Darma Susila. Ketut dianggap sebagai orang pertama yang memberikan dia semangat dalam dunia kesenirupaan.
Bagi Nyoman, rintangan ataupun hambatan merupakan rangsangan timbulnya semangat untuk terus berkarya.
Menurut dia, berkarya adalah kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan. Hingga akhirnya, Nyoman meyakini betul bahwa mematung merupakan jalan hidupnya.
(Link Virtual Tour ada di akhir naskah)
Pengalaman Profesional
Pengalaman profesional Nyoman di bidang seni rupa dimulai sejak dia bestatus sebagai mahasiswa. Pada tahun 1972, Nyoman memasuki dunia perkuliahan dan memilih jurusan Seni Rupa di Institut Teknologi Bandung (ITB). Setelah dua tahun, dia memilih untuk melanjutkan studinya ke Jurusan Seni Patung.
Kala itu, Nyoman bersama pematung G Sidharta dan Martono bergabung dalam Gerakan Seni Rupa Baru (GSRB) Indonesia pada tahun 1977. Mereka bertiga juga mengikuti pameran kelompok di Bandung dan Jakarta.
Catatan Harian Kompas edisi 14 September 1979 menyebutkan, Nyoman yang saat itu menjadi mahasiswa tingkat akhir di ITB pernah mengikuti lomba sayembara pembuatan patung dua proklamator RI, yakni Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta.
Pada saat itu, sayembara desain patung tersebut diselenggarakan oleh Presiden kedua RI Soeharto.
Dari lima peserta, Nyoman bersama teman-temannya masuk jajaran tiga kelompok yang memenangi hadiah sebesar Rp 1,2 juta dari hasil sayembara tersebut.
Hingga kini, Nyoman telah menelurkan lebih dari 100 karya dan yang paling terkenal di antaranya Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali, Monumen Jalesveva Jayamahe di Surabaya, dan Patung Timika di Papua Barat. Kemudian, Patung Bendera di Lobby Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Patung Putri Melenlu di Kalimantan Timur, Monumen Arjuna Wijaya di Jakarta, dan masih banyak lagi.
Pada tahun 2000 silam, Nyoman mendirikan instalasi seni berupa taman patung yang dinamakan NuArt Sculpture Park, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Intalasi seni tersebut dipenuhi karya berupa karya seni patung dari Nyoman.
Seiring berjalannya waktu, NuArt Sculpture Park semakin berkembang untuk mengajarkan nilai luhur budaya melalui kegiatan kesenian. Kegiatan seni yang diselenggarakan di sana berupa pameran seni rupa, pentas seni pertunjukan, serta pergelaran musik. Keikutsertaan Nyoman pada sayembara desain istana negara di IKN baru akan semakin menambah portofolio kariernya ini.
Melihat karya Nyoman Nuarta
Penulis sempat menyaksikan langsung karya-karya Nyoman Nuarta pada pameran bertajuk Road to Beijing yang digelar Linda Gallery di Sangkring Art Space pada 5 Juli hingga 31 Agustus 2021. Pameran itu sudah berakhir, namun Anda masih tetap menyaksikannya lewat virtual tour pameran berikut ini :